Bahlil Ungkap 2 Alasan akan Kurangi Impor BBM dari Singapura

Mela Syaharani
9 Mei 2025, 14:25
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, impor bbm
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia berencana mengurangi jumlah impor bahan bakar minyak atau BBM dari Singapura. Alasan pertama yang mendasari rencana ini adalah soal harga. 

“Saya cek kok harganya sama jika dibandingkan negara Timur Tengah. Harganya harusnya lebih murah dong. Masa barang dekat, dia bikin lebih mahal,” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (9/5).

Selain harga, pengurangan impor BBM ini juga dilandasi oleh faktor geopolitik dan ekonomi dunia. Dalam kondisi saat ini, menurut dia, Indonesia perlu menciptakan keseimbangan dengan negara lain.

Pengurangan porsi impor BBM dari Singapura akan dilakukan mulai enam bulan ke depan. Namun rencana ini tidak langsung dijalankan karena masih menunggu Pertamina membangun akses untuk kapal impor skala besar dapat masuk ke Indonesia.

“Sekarang Pertamina sedang membangun dermaga-dermaga yang bisa dimasuki kapal impor skala besar. Kalau dari Singapura kapalnya kecil-kecil. Itu juga salah satu alasan (pengurangan impor),” ujarnya.

Bahlil menyebut dengan tersedianya dermaga yang besar bisa membuat kegiatan impor BBM dilaksanakan dalam sekali angkut. “Maka pelabuhannya diperbesar, dan kedalamannya harus dijaga,” ucapnya. Pengurangan porsi impor BBM Singapura berpotensi akan dari Amerika Serikat.

Dongkrak Impor AS

Bahlil sebelumnya mengatakan Indonesia akan meningkatkan impor komoditas energi dari Amerika Serikat (AS), salah satunya minyak mentah. Peningkatan impor minyak dari AS ini menjadi salah satu strategi untuk negosiasi terkait tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. 

“Kami sedang menghitung agar minyak menjadi salah satu komoditas yang bisa dibeli dari AS,” katanya pada 9 April 2025.

Impor minyak mentah Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari Singapura, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Dia menyebut porsi impor minyak dari AS baru 4% dari keseluruhan.

Rencana penambahan porsi impor minyak AS ini akan mengurangi volume atau jumlah impor dari negara lainnya. Namun, hal ini tidak berarti pemerintah  akan menyetop impor dari negara lainnya.  

Bahlil mengatakan rencana peningkatan impor ini sesuai dengan perintah Presiden Prabowo Subianto yang menginstruksikan kepada menterinya agar melihat potensi komoditas yang bisa dibeli dari AS.

Impor minyak dari AS masih sesuai dengan pertimbangan keekonomian. Salah satu yang diimpor dari adalah liquified petroleum gas (LPG) yang mencapai porsi hingga 54%.

“Harga LPG AS dan Timur Tengah sama, logika harusnya lebih mahal dari transportasi. Jadi saya pikir semua ada cara untuk menghitung, yang penting produk impor yang diterima negara kita punya harga yang kompetitif,” ucapnya. 

Dengan alasan-alasan di atas, pemerintah hingga saat ini menghitung untuk meningkatkan impor minyak mentah dan LPG dari AS. Namun, kata Bahlil, pemerintah belum menghitung kebutuhan untuk impor BBM dan gas alam cair (LNG). 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...