Antisipasi Tiongkok, Bukit Asam Perluas Pasar Ekspor Hingga ke Korsel
PT Bukit Asam Tbk. mulai memperluas pasar ekspor batu bara ke beberapa negara Asia, antara lain Vietnam, Filipina, Hong Kong, Laos, Sri Langka, dan Korea Selatan. Ini sebagai salah satu upaya perseroan untuk menghindari ketidakpastian ekspor ke Tiongkok.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menjelaskan bahwa perluasan pasar ekspor ini belum bisa menggantikan Tiongkok sebagai pasar utama dalam penjualan batu bara. "Belum bisa jadi andalan utama, tapi bisa jadi alternatif yang kami harapkan juga besar," kata dia, di Jakarta, Senin (11/3).
Ia menjelaskan, dari seluruh volume batu bara yang diekspor perusahaannya, 60% dijual ke Tiongkok, sedangkan sisanya sebanyak 40% dijual ke India dan Jepang. Setelah adanya pembatasan impor batu bara oleh Tiongkok, penjualan batu bara ke Negeri Tirai Bambu tersebut mengalami penurunan, namun tidak signifikan.
(Baca: Bukit Asam dan Antam Kerja Sama Bangun Pembangkit Listrik)
Penjualan tidak turun signifikan lantaran yang dibatasi oleh Tiongkok adalah batu bara kalori rendah. Seiring kondisi tersebut, perusahaan mengambil peluang ekspor batu bara kalori tinggi. "Apalagi Australia yang menjual kalori tinggi tidak bisa masuk ke Tiongkok. Jadi otomatis mereka butuh kalori tinggi dari kami," kata dia.
Adapun Direktur Niaga Bukit Asam Adib Ubaidillah menjelaskan, kesepakatan untuk memasok batu bara ke Tiongkok dibatalkan pada akhir tahun lalu. Hal ini imbas pembatasan impor oleh negara tersebut lantaran masih memanfaatkan batu bara dalam negerinya.
(Baca: Laba Bersih Bukit Asam Naik 12,3%)
Namun, untungnya, kebutuhan batu bara di Indonesia meningkat, yaitu untuk pembangkit PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Ini memberikan sokongan terhadap kinerja penjualan perusahaan.
Pada 2018, penjualan ekspor menyumbang 48% pendapatan perusahaan, sedangkan 49% penjualan domestik, sedangkan 3% berasal dari aktivitas usaha lainnya, seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. Pendapatan perseroan pada tahun lalu sebesar Rp 21,17 triliun dan laba sebesar Rp 5,02 triliun.