Bukit Asam Garap Tiga Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perusahaan tambang batu bara pelat merah, PT Bukit Asam, merencanakan diversifikasi bisnis lewat pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan. Perusahaan menggarap tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), satu di antaranya ditarget beroperasi pada Agustus 2019.
Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin mengatakan meski perusahaan fokus dalam industri pertambangan batu bara, namun perusahaan memiliki visi untuk menjadi perusahaan energi dunia yang peduli lingkungan.
"Kami ingin berusaha tidak hanya bergantung dari batu bara, tapi kami akan melakukan hilirisasi energi terbarukan," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/7).
(Baca: Sulit Dapat Energi Terbarukan, Perusahaan Berisiko Tinggalkan RI)
Ia memerinci, ketiga proyek PLTS yang tengah dibangun perusahaan yakni PLTS Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten; PLTS Terapung Dam Sigura-gura di Sumatera Utara; dan PLTS Ombilin di Sumatera Barat.
Pada awalnya, pengembangan PLTS ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Namun, pihaknya ingin PLTS bisa dinikmati dan dibangun lebih luas lagi.
PLTS Bandara Soekarno Hatta merupakan proyek PLTS pertama Bukit Asam. Dalam pembangunannya, Bukit Asam bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II, serta menggaet PT Len Industri untuk pengadaan perangkat PLTS. PLTS tersebut memiliki kapasitas 241 kilowatt per peak (kWp) dan ditargetkan beroperasi pada Agustus 2019.
(Baca: Delapan Perusahan Asing Ikut Tender Proyek PLTS Cirata)
Kedua, PLTS Terapung Dam Sigura-gura. Bukit Asam bekerja sama dengan perusaahan induknya yaitu PT Indonesia Asahan Alumunium untuk studi proyek ini. Kapasitas PLTS ini yaitu 2 x 500 kWp dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada kuartal III 2020.
Ketiga, PLTS Ombilin. PLTS ini dibangun di area tambang bawah tanah milik Bukit Asam. Rencananya, terowongan tambang bawah tanah Ombilin akan dialiri listrik dari PLTS. Kapasitas PLTS ini sebesar 240 kWp dan ditargetkan beroperasi pada 2020. Kapasitasnya ditargetkan bertambah menjadi 27-200 Megawatt (MW) pada 2022.
"Kami juga akan melakukan studi PLTS, khususnya lahan pasca tambang agar bisa dimanfaatkan," ujarnya.