Dirut Inalum Harap Divestasi Saham Vale Rampung Kuartal Ketiga 2020

Image title
21 Januari 2020, 09:26
Inalum, Vale Indonesia, INCO
Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Orias Petrus Moedak (Kiri) sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Orias menyebut divestasi saham Vale Indonesia (INCO) rampung pada kuartal ketiga tahun ini.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) optimistis dapat menyelesaikan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada kuartal ketiga tahun ini. Pasalnya, Inalum dan Vale telah sepakat nilai valuasi.

Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak menyebut proses divestasi 20% saham Vale sudah masuk tahapan persetujuan pemegang saham. Dia yakin persetujuan internal dari pemegang saham Inalum bisa didapat pada bulan ini.

Sedangkan persetujuan dari pemegang saham Vale bisa didapat pada Februari 2020. "Angkanya sudah sepakat, tinggal approval internal masing-masing," kata Orias di Kantor Pusar Inalum Tanjung Kuala, Sumatera Utara, Senin (20/1).

Jika persetujuan internal sudah didapat dari masing-masing pemegang saham, maka Inalum dan Vale akan menandatangani kesepakatan berupa Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) pada triwulan pertama tahun ini. Selanjutnya Inalum punya waktu hingga September 2020 untuk menyelesaikan pembayaran.

"Tandatangan Maret, enam bulan berikutnya kami bayar. Jadi kesepakatan beres triwulan pertama, pembayaran triwulan ketiga. Kalau semua approval lengkap," ujar Orias.

(Baca: Holding BUMN Tambang Siapkan Belanja Modal Rp 25 Triliun Tahun Ini)

Inalum disebut-sebut telah menganggarkan dana sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun untuk mengambil 20% saham Vale. Namun, Sekretaris Perusahaan Inalum Rendi Witular belum menjelaskan sumber pendanaan untuk akuisisi tersebut.

"Masih dikaji, masih nego. Jadi belum bisa memberikan banyak informasi," kata dia kepada Katadata.co.id pada akhir tahun lalu.

Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir memandang positif langkah Inalum mengakuisisi 20% saham Vale. Sebab, produk utama Vale berupa nikel bakal dibutuhkan sebagai bahan dasar pembuatan mobil listrik yang saat ini tengah berkembang.

"Kita produsen nikel nomor satu, terbesar di dunia mungkin. Nah, dengan itu bagaimana bahwa akuisisi Vale juga menjadi bagian penting secara strategic plan," kata Erick pekan lalu.

(Baca: Luhut Tak Mau Tanggapi Kabar Denny JA Minta Jabatan Komisaris Inalum)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...