KESDM: Harga Batu Bara Acuan Tembus US$ 69/ton karena Virus Corona

Image title
5 Maret 2020, 15:04
esdm, batu bara, virus corona, tiongkok
Ilustrasi, aktivitas penambang batu bara di Desa Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (17/1). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menetapkan harga acuan batu bara Maret 2020 naik menjadi US$ 67,08 per ton karena virus corona.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menetapkan harga batu bara acuan (HBA) pada Maret 2020 sebesar US$ 67,08 per ton, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ US$66,89 per ton. Adapun, kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh wabah virus corona di Tiongkok.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan mayoritas tambang batu bara di Tiongkok belum beroperasi karena penyebaran virus bernama Covid-19. Sehingga pasokan batu bara dari Tiongkok mengalami penurunan.

"Belum mulai beroperasi pasokan batu bara dari tambang di Tiongkok karena libur Tahun Baru Imlek dan penyebaran virus sehingga kurang supplai," kata Agung pada Kamis (5/3).

Di sisi lain, permintaan batu bara dari Jepang, India, dan Korea meningkat. Meskipun, lanjut Agung, kenaikkannya tak begitu besar.

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan produksi batu bara sebesar 550 juta ton. Sedangkan realisasi produksi pada tahun lalu mencapai 610 juta ton atau melebihi target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2019 sebesar 489 juta ton.

(Baca: Pemerintah Percepat Proyek Gasifikasi Batu Bara Meski Ada Virus Corona)

Hingga Selasa (3/3), tercatat 93 ribu kasus dengan 55 persen dinyatakan sembuh. Sedangkan di Tiongkok, pusat awal penyebaran virus, sebanyak 80,2 ribu kasus yang tercatat di John Hopkins CSSE telah ada 47,2 ribu pasien sembuh.

Negara-negara di benua lainnya juga memiliki jumlah pasien sembuh Covid-19 yang lebih tinggi dibandingkan korban meninggal. Di Timur Tengah, misalnya, sebanyak 299 orang sembuh dan 66 orang meninggal dari 1,7 ribu kasus. Kemudian, ada 268 orang sembuh dari 5,5 ribu kasus di Asia (selain Tiongkok) serta 191 orang sembuh dari 2,7 ribu kasus di Eropa.

Meski begitu, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 masih berpotensi membawa virus tersebut di dalam tubuhnya. Mereka pun direkomendasikan untuk mengecek kondisi kesehatan selama 14 hari setelah sembuh, menggunakan masker, dan mengurangi aktivitas luar ruangan pasca keluar dari rumah sakit.

(Baca: Kementerian ESDM Dorong Pemanfaatan Biomassa dan Batu Bara untuk PLTU)

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Ratna Iskana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...