Anak Muda Butuh Kerja, Siapa Capres Paling Peka?
Penciptaan lapangan kerja merupakan salah satu isu besar yang menjadi perhatian pemilih muda. Pemimpin baru diharapkan mampu menghadirkan solusi terhadap isu tersebut.
Malam itu, di sebuah kedai kopi di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, Ricky Andriandra (25) terlihat fokus memperhatikan laptopnya. Profesi sebagai digital marketer mengharuskan matanya tidak bisa jauh-jauh dari gawai.
Meski sudah di luar jam kerja, tangannya masih lincah menari di atas papan ketik laptop. Sesekali, ia ikut nimbrung obrolan sambil menyesap kopi yang mulai dingin. Kehidupan di hari kerja membuat waktu terasa cepat berlalu.
Rutinitas membuat Ricky mesti memilih hal apa yang menjadi prioritas dalam hidupnya. Gegap gempita pesta politik menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024 tidak masuk hitungannya. Ia jarang membaca berita politik atau secara khusus membuka akun-akun media sosial partai politik.
Ricky mengaku merasa kurang dekat dengan dunia politik. Meski begitu, saat ditanya mengenai siapa yang pantas memimpin Indonesia setelah era Presiden Joko Widodo, ia melontarkan pendapatnya. “Dari kalangan pengusaha, sih,” ujarnya menjawab pertanyaan tim Katadata, Selasa (7/11).
Jauh di dalam lubuk hatinya ternyata ada kegelisahan terkait kondisi ekonomi Indonesia. Itu mengapa, ia secara lugas menyebut kalangan pengusaha karena dianggap sudah familiar dengan segala isu yang berkaitan dengan ekonomi.
“Mayoritas permasalahan di Indonesia tuh akarnya dari (masalah) ekonomi. Kalau ekonomi diberesin, masalah lain nanti ngikutin,” katanya.
Dalam survei Katadata Insight Center (KIC) bertajuk Politik di Mata Anak Muda: Temuan Survei Nasional Persepsi dan Kecenderungan Gen Z & Milenial terhadap Capres, Parpol & Kampanye Pemilu 2024, terkuak jika penyediaan lapangan kerja menjadi perhatian utama dari anak muda.
Bekerja sama dengan tSurvey dari Telkomsel, survei yang melibatkan 1.005 responden berusia 17-42 tahun ini merangkum persepsi politik kaum muda terhadap partai politik (parpol), kandidat pemimpin, dan isu prioritas. Survei menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan pada rentang waktu 11-17 Oktober 2023.
Terkait isu prioritas, lima besar perhatian responden tertuju pada penyediaan lapangan kerja (48,2 persen), jaminan kesehatan dan kesejahteraan rakyat (13,5 persen), peningkatan kesadaran ekonomi digital atau ekonomi kreatif (13,2 persen), dukungan pelatihan kewirausahaan sosial (7,6 persen), dan demokrasi serta kebebasan berpendapat (6,2 persen).
Kelompok muda menginginkan isu-isu tersebut dapat diangkat secara konsisten oleh parpol maupun pasangan capres-cawapresnya.
“Anak muda ini tipenya adalah pemilih rasional, karena dia memilih rekam jejak, visi-misi, dan juga program,” kata Manajer Survei Katadata Insight Center Satria Triputra dalam acara perilisan hasil survei di GoWork Senayan City, Jakarta, Selasa (14/11).
Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) Think Policy & Co-Inisiator Bijak Memilih Andhyta F. Utami mengatakan, lapangan kerja merupakan salah satu persoalan laten dalam perekonomian Indonesia pada beberapa dekade belakangan.
Ia menambahkan, presiden dan wakil presiden di masa mendatang mesti memiliki strategi penyediaan lapangan kerja yang jelas, baik itu berbasis strategi industrialisasi, ekonomi hijau, pembagian rural dan urban, atau bahkan berbasis industri ekstraktif.
“Jadi satu isu ini sangat kompleks, dan terkoneksi dengan isu lainnya,” kata Andhyta.
Pemilih kaum muda mencakup lebih dari setengah dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024, yakni 56,45 persen. Karena itu banyak pihak memprediksi kelompok pemilih ini bisa menentukan arah politik dan hasil pemilu. Meski demikian, kaum muda memiliki berbagai macam persepsi politik.
Persoalan Lapangan Kerja
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah orang menganggur pada Agustus 2023 mencapai 7,6 juta orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19. Pada Agustus 2019 jumlah pengangguran tercatat 7,10 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2023 tercatat sebesar 5,32 persen. Artinya, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang penganggur.
Menurut kelompok umur, TPT terbesar ada pada rentang usia 15-24 tahun (19,40 persen). Sementara kelompok usia 25-59 tahun sebesar 3,07 persen dan 60 tahun ke atas sebesar 1,28 persen.
Persoalan lapangan kerja memang menjadi perhatian para calon presiden. Hal ini disampaikan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom 2023 yang digelar oleh Institute for Developments of Economics and Finance (Indef), Rabu (8/11).
Pada kesempatan tersebut, Anies Baswedan mengungkapkan, meski pertumbuhan ekonomi belakangan signifikan, tapi belum mampu menurunkan TPT.
Kandidat calon presiden yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu lantas menunjukkan data kinerja pertumbuhan ekonomi dan TPT sejumlah daerah.
Misalnya, produk domestik regional bruto (PDRB) Maluku Utara pada 2022 tumbuh 22,94 persen namun penurunan TPT hanya 0,08 persen. Demikian pula Jambi yang laju PDRB-nya mencapai 5,13 persen namun penurunan TPT-nya hanya 0,06 persen.
Anies juga mengungkapkan data investasi Indonesia pada 2013-2022 yang tumbuh 201 persen. Namun, penyerapan tenaga kerja justru melorot hingga 76 persen.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, aliran investasi lebih banyak ke sektor pertambangan yang menyerap sedikit tenaga kerja. Sementara, sektor lainnya seperti pertanian dan manufaktur yang banyak mempekerjakan orang, justru mengalami penurunan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB).
“We need to change. Ini harus berubah. Kita justru harus mendorong sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja untuk mengalami peningkatan,” kata Anies.
Adapun Prabowo Subianto mengusung gagasan Ekonomi Pancasila untuk kebijakan perekonomiannya. Kandidat calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju ini mengusung delapan misi.
Di antara delapan misi itu, terdapat agenda melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas; mendorong kewirausahaan dan mengembangkan industri kreatif; serta mengembangkan agro-maritim industri di sentra produksi melalui peran aktif koperasi.
Sedangkan Ganjar Pranowo menggarisbawahi ihwal pentingnya percepatan ekonomi terutama pada tiga sektor penting, yakni current economy yang terdiri dari infrastruktur dan industri; sumber daya manusia; dan new economy.
Bakal calon presiden yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu optimistis Indonesia bisa menggarap potensi di sektor digital, kemaritiman, dan lingkungan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Ganjar, RI diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp1.300 triliun untuk memulai transisi ke energi baru terbarukan (EBT). Jumlah investasi itu disinyalir akan menghadirkan potensi 3,7 juta lapangan pekerjaan.
“SDM-nya mesti kita siapkan,” kata mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Visi-Misi Capres Terhadap Isu Ketenagakerjaan
Katadata menganalisis dokumen visi-misi ketiga pasangan calon (paslon) capres-cawapres terkait topik ketenagakerjaan. Hasilnya ada 47 pembahasan yang kemudian dikelompokkan ke dalam enam isu.
Keenam isu tersebut antara lain target lapangan kerja, pelatihan pekerja, kebijakan terkait pekerja lokal, pengaturan pekerja asing, akses ke lapangan kerja, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan pekerja.
Secara persentase, isu penciptaan lapangan kerja menjadi yang paling banyak dibahas yakni sebesar 46,81 persen. Adapun isu yang paling sedikit dibahas adalah pengaturan pekerja asing.
Jika dibedah lagi, dokumen paslon Anies-Muhaimin tercatat yang paling banyak membahas isu penciptaan lapangan kerja dengan persentase 53,19 persen. Diikuti oleh dokumen Prabowo-Gibran sebanyak 27,66 persen, dan terakhir dokumen Ganjar-Mahfud sebesar 19,15 persen.
Adapun setiap paslon menetapkan target penciptaan lapangan kerja. Anies-Muhaimin sebanyak 15 juta lapangan kerja, Prabowo-Gibran sebanyak 19 juta lapangan kerja, dan Ganjar-Mahfud sebanyak 17 juta lapangan kerja.
Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud menekankan penciptaan green jobs atau pekerjaan hijau yang berkaitan dengan isu transisi energi. Dalam visi-misi Anies-Muhaimin, penciptaan 15 juta lapangan kerja termasuk dari pekerjaan hijau.
Paslon nomor urut tiga meyakini jika pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) berpotensi mendongkrak lapangan kerja.
“Sekitar 3,7 juta lapangan kerja dapat terbuka jika kita mengambil langkah-langkah menuju pengembangan EBT,” ujar Ganjar di acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2023, Senayan Park, Jumat (24/11/2023).
Sementara paslon nomor urut dua menekankan empat upaya untuk mencapai target penciptaan lapangan kerja. Antara lain hilirisasi pertanian; perikanan digital dan UMKM; melanjutkan pemerataan pembangunan; serta menggenjot ekonomi kreatif dan UMKM.
“Jika empat langkah bisa dipenuhi, Insya Allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan,” ujar Gibran di pembukaan debat Cawapres, Gedung JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Komposisi Pembahasan Isu Lapangan Kerja Paslon
Dokumen Ganjar-Mahfud paling banyak membahas isu penciptaan lapangan kerja. Mereka fokus pada kebijakan afirmasi untuk pengusaha muda; pengembangan ekonomi kreatif dan digital; serta pengembangan dan industrialisasi ekonomi pesisir.
Sementara pembahasan isu kesejahteraan pekerja ditekankan pada akses kerja dan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Selain itu, mereka menjanjikan kerja yang layak dan perlindungan tenaga kerja.
Pasangan ini tidak membahas isu pengaturan pekerja asing dan kebijakan terkait pekerja lokal. Adapun isu pelatihan kerja merupakan bagian dari kluster penciptaan lapangan kerja.
Isu penciptaan lapangan kerja juga merupakan komponen yang paling banyak dibahas dalam dokumen Prabowo-Gibran. Pasangan ini menekankan pengembangan perekonomian pesisir dan kelautan serta pembukaan lapangan kerja di sektor sumber daya alam dan agrikultur.
Terkait kesejahteraan pekerja, kebijakan pekerja lokal, dan pelatihan pekerja dibahas dalam porsi yang seimbang. Contoh kebijakan yang diajukan untuk masing-masing isu ini adalah menjamin akses petani pada pupuk, prioritas penyerapan tenaga kerja lokal di kawasan industri dan agrikultur, serta revitalisasi balai latihan kerja (BLK).
Paslon bernomor urut dua ini juga menjanjikan subsidi premi asuransi untuk pekerja berusia 18-24 tahun selama 12 bulan.
Serupa dengan paslon lainnya, isu penciptaan lapangan kerja menjadi pembahasan yang mendominasi dokumen Anies-Muhaimin. Porsinya mencapai 40 persen.
Selain membuka lapangan kerja, pasangan ini juga membidik target pengurangan tingkat pekerja informal dari 60,12 persen menjadi 50 persen pada 2029. Pada periode yang sama, pengangguran juga ditargetkan turun dari 5,45 persen menjadi 3,5-4,0 persen.
Adapun isu kesejahteraan pekerja dan pelatihan pekerja memiliki porsi pembahasan yang setara. Kebijakan ini masing-masing berwujud kemudahan akses kredit keuangan dan Skill Development Fund di bawah Kementerian Ketenagakerjaan melalui kerja sama dengan asosiasi-asosiasi perusahaan.
Pengaturan pekerja asing dan kebijakan terkait pekerja lokal dibahas paling sedikit. Secara spesifik, paslon bernomor urut satu ini akan melakukan penegakkan peraturan hingga pemberantasan TKA ilegal dan memastikan proyek pemerintah akan menarik tenaga kerja lokal.