Sudah lebih dari sepekan Israel dan Iran saling berbalas serangan rudal. Konflik dimulai serangan rudal Israel pada 13 Juni ke fasilitas nuklir dan militer Iran. Israel menargetkan para peneliti dan pejabat militer negeri para mullah tersebut.  

Serangan Israel pun terus berlanjut dengan menargetkan ladang gas alam, gedung kementerian, dan stasiun televisi Iran. 

Pihak Iran membalas berbagai serangan tersebut dengan mengirim rudal dan pesawat nirawak (drone) ke wilayah Haifa, Israel. Serangan balik dari Iran yang paling besar terjadi pada 16 Juni, saat itu Iran mengirim rudal balistik hipersonik teranyarnya yakni Fattah-1 ke kota Tel Aviv.

Fattah-1 baru diperkenalkan oleh Iran pada 6 Juni 2023. Rudal tersebut juga pernah digunakan Iran untuk menyerang Israel pada Oktober tahun lalu. Rudal tersebut punya kecepatan 12 Mach atau 14.817,6 Km/ jam. Fattah-1 merupakan rudal balistik hipersonik two-stage yang membawa hulu ledak hingga 450 kilogram dan bisa membawa nuklir.

Merujuk pada yang dihimpun Arms Control, Iran memang punya lebih banyak koleksi rudal ketimbang Israel. Selain Fattah-1, Iran juga punya rudal Khorramshahr yang bisa menempuh jarak hingga 2.000 k,. Untuk rudal jarak dekat, Iran punya rudal Shahab 1 dan 2, Fatteh 110 dan 313, serta Tondar-69.

Meski tak punya varian rudal sebanyak Iran, Israel punya Jericho-3 yang mampu menjangkau jarak 48.000 - 6.500 km. Rudal ini punya jangkauan yang lebih baik dari Fattah-1 dan juga bisa membawa hulu ledak nuklir.

Hingga 19 Juni, Kelompok aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Iran menyebutkan sudah ada 639 orang yang meninggal dunia dan 1.329 orang luka luka. Sementara Kementerian Kesehatan Israel menyebutkan sudah ada 24 orang meninggal dan 2.245 orang luka-luka.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Antoineta Amosella