Mendorong Pemerataan Ekonomi Secara Digital

Hari ini lebih dari 6 juta masyarakat Indonesia memulai dan mengembangkan bisnisnya di Tokopedia. Menariknya, 70% di antara mereka adalah pengusaha baru.
5 Juli 2019
ilustrasi/Tokopedia

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17 ribu pulau, Indonesia sulit sekali membangun infrastruktur yang merata di seluruh pelosok Tanah Air. Ketimpangan atas kesempatan pun mau tidak mau terjadi. Penduduk di daerah pinggiran memiliki akses yang terbatas terhadap barang yang mudah kita temukan di kota besar.

Mereka harus membayar harga yang lebih mahal untuk barang yang sama di kota besar. Masyarakat di kota kecil cenderung menabung seumur hidup demi sebuah mimpi. Mereka mengirim anak-anak ke kota besar untuk pendidikan dan kesempatan yang lebih baik.

Saya dan Leontinus Alpha Edison, sesama putra daerah merupakan produk urbanisasi. Walau katanya “Ibu kota lebih kejam dari ibu tiri", setelah merantau ke Jakarta, kami sadar betul bahwa akses dan kesempatan berusaha jauh lebih baik di kota besar. Hal ini membuat kami enggan pulang ke kampung halaman.

Mungkin kami akan pulang saat pensiun. Saya ke Pematangsiantar dan Leon ke Pontianak. Jika ini terus dibiarkan, akan menjadi sebuah lingkaran setan. Putra-putri daerah terus berurbanisasi dan membangun kota besar. Sehingga jurang pemisah antara kota besar dan kota kecil melebar.

Melihat tantangan itu, sepuluh tahun lalu, kami bergerak. Pada 17 Agustus 2009 kami meluncurkan Tokopedia. Misi kami untuk ikut mendorong pemerataan ekonomi secara digital; To democratize commerce through technology.

Misi kami untuk ikut mendorong pemerataan ekonomi secara digital; To democratize commerce through technology.

Kami melihat teknologi adalah bagian dari infrastruktur dalam mendukung pembangunan. Hal ini terutama dalam kurun kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang berfokus pada pembangunan infrastruktur di daerah yang sebelumnya kurang mendapat perhatian.

Hari ini lebih dari 6 juta masyarakat Indonesia telah memulai dan mengembangkan bisnis mereka di Tokopedia. Menariknya, 70% di antara mereka adalah pengusaha baru. Mereka tadinya tidak memiliki bisnis dan memulai usaha pertamanya bersama Tokopedia.

Ibu rumah tangga, pekerja kantoran, pegawai negeri, hingga mahasiswa dari seluruh pelosok Indonesia membangun impian bisnisnya. Awalnya masih berupa bisnis sampingan sampai menjadi pekerjaan utama ketika penghasilan sudah stabil. Bahkan banyak yang sudah mampu membuka lapangan pekerjaan baru untuk lingkungan di sekitarnya.

Setiap bulan, Tokopedia sudah dikunjungi oleh 90 juta masyarakat Indonesia. Ini menjadikan Tokopedia sebagai situs dan aplikasi Tanah Air yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dengan harga transparan, transaksi sudah menjangkau ke 97% kecamatan di seluruh Indonesia.

William Tanuwijaya

Pendiri dan CEO Tokopedia. Dinobatkan World Economic Forum tahun 2016 sebagai salah seorang dari 15 pemimpin muda berpengaruh di Asia Pasifik. Visinya mengembangkan usaha digital untuk pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.